Jakarta, HarianSultra.com – Aksi demonstrasi yang menyasar anggota DPR RI, Ridwan BAE, di Jakarta beberapa waktu lalu menyisakan pengakuan mengejutkan.
Legislator asal Sulawesi Tenggara (Sultra) tersebut akhirnya angkat bicara, menyatakan bahwa meskipun ia menghargai hak berdemokrasi, aksi tersebut diduga kuat tidak tulus dan bermotif permintaan uang.
Ridwan BAE menegaskan bahwa ia menghormati demonstrasi sebagai hak konstitusional warga negara. Namun, ia menilai aksi yang menuntut dirinya itu berbeda dengan perjuangan murni untuk kepentingan publik, seperti upaya dirinya memasukkan program infrastruktur strategis ke Sultra.
“Setiap orang punya hak menyampaikan pendapat. Itu dijamin konstitusi. Tetapi yang kemarin itu bukan murni perjuangan publik,” ujar Ridwan BAE kepada media ini. “Ada motif lain, yakni meminta uang kepada saya.”
Ridwan BAE mengungkapkan bahwa para pelaku aksi sebelumnya telah mengirimkan pesan singkat (SMS) yang berisi permintaan sejumlah dana, jauh sebelum aksi demonstrasi itu terjadi.
“Mereka kirim pesan meminta uang. Saya masih simpan bukti komunikasinya,” ungkap Ridwan.
Lebih lanjut, ia menyebut beberapa oknum yang terlibat bukan orang asing. Menurutnya, mereka adalah individu yang selama ini kerap ia bantu ketika membutuhkan pertolongan.
“Saya kenal mereka, dan mereka juga kenal saya sekalipun tidak pernah ketemu, akan tetapi ketika mereka minta bantuan dan saya bantu. Kali ini saya tidak berikan,” tegasnya.
Anggota DPR RI itu membeberkan bahwa modus permintaan dana terkadang dilakukan secara tidak langsung. Permintaan itu disampaikan melalui rekan-rekan dekatnya.
Ridwan mengungkap pihak tersebut pernah mengirimkan nomor rekening kepada rekannya, La Ode Aca, agar disampaikan kepadanya untuk meminta sejumlah dana. “Bahkan mereka mengirim nomor rekeningnya kepada rekan saya, La Ode Aca, agar dikirimi uang,” imbuhnya.
Modus serupa juga disebut pernah dilakukan melalui seseorang bernama Masda Agus. Dalam percakapan itu, permintaan dana mencapai angka jutaan rupiah, namun semuanya ditolak. “Mereka juga pernah meminta lewat Masda Agus, jumlahnya jutaan rupiah. Saya tidak tanggapi karena cara-caranya sangat tidak elegan,” tambahnya.
Ridwan BAE menilai bahwa materi tuduhan yang dibawa para demonstran tidak didukung oleh data yang valid, sehingga dugaan bahwa aksi tersebut sekadar kendaraan untuk mencari keuntungan semakin kuat.
“Mereka tidak pegang data valid. Hanya modus saja, dan ujung-ujungnya minta dana kepada saya,” ujarnya.
Di akhir penuturannya, Ridwan BAE menyatakan kesiapannya untuk membeberkan seluruh bukti komunikasi, termasuk riwayat transfer kepada orang-orang tersebut di masa lalu, apabila diperlukan untuk meluruskan opini publik.
“Saya punya semua buktinya. Kalau dibutuhkan untuk klarifikasi, saya siap buka,” tegas Ridwan BAE.(Marwan)













