HarianSultra.com, Kendari – Pemerintah Wakatobi melalui Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara membatah secara tegas tentang beredarnya informasi harga beras di Kabupaten Wakatobi yang tembus hingga Rp 1 juta per 50 kilogram, tepatnya yang terjadi sekitar empat hari lalu.
Bantahan tersebut, diungkapkan Pemerintah Kabupaten Wakatobi melalui Pemerintah Provinsi Sultra, Drs H Asrun Lio MHum PhD selaku Sekda Sultra, Sabtu (2/3/2024), bahkan pemerintah wajib melakukan perimbangan informasi, guna menghindari terjadinya kekisruhan di tengah-tengah masyarakat, terlebih menghadapi Bulan Suci Ramadan Tahun 2024, apalagi sampai menimbulkan kepanikan masyarakat dalam berbelanja.
“Kita mengetahui bersama, setiap saat pemerintah bersama tim terpadu dan sejumlah pihak terkait lainnya, akan terus berupaya mengendalikan laju inflasi. Termasuk dengan menurunkan tim, yakni dengan menggandeng pihak TNI Polri untuk sidak hingga operasi pasar di Wakatobi, apalagi pasca beredarnya isu harga beras yang tembus Rp 1 juta,” ucapnya.
Sekda Sultra ini mengakui, setiap waktu Pj Gubernur terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan harga sejumlah komoditas penting, karena berkaitan dengan kemampuan dan daya jangkau serta daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi akan memasuki bulan puasa.
Untuk itu, Jenderal ASN Provinsi Sultra ini meminta kerjasama semua pihak, termasuk insan media untuk bersama-sama melakukan monitoring terhadap perkembangan inflasi di daerah, serta mengajak masyarakat untuk tidak panik, diantaranya dengan berbelanja secara bijak dan skala prioritas, hingga bagaimana memanfaatkan olahan panganan lokal non beras yang sumbernya cukup berlimpah di masyarakat.
Pemprov Arahkan Pemkab Wakatobi Gandeng TNI Polri Sidak hingga Operasi Pasar
Asrun Lio menjelaskan, sejumlah dinas teknis di Wakatobi, diantaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag), Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), termasuk Bulog sudah melakukan pengecekkan di lapangan, utamanya terkait harga pada tingkat agen hingga pengecer di pasar, dimana tidak ditemukan adanya harga beras yang mencapai Rp 1 juta per 50 kilogram. Bahkan dari hasil penelurusan tersebut, pihak agen pun membatah akan adanya lonjakan harga tersebut.
“Beberapa terakhir ini, Pemkab Wakatobi melalui Dinas Perindag dan Ketapang yang bekerjasama dengan Bulog, Kepolisian, dan TNI telah membanjiri pasar dengan beras Bulog. Pasar murah juga akan terus dilanjutkan, mulai dari Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, hingga Pulau Binongko dengan total 76 ton beras medium. Jadi operasi hingga sidak pasar tetap melibatkan tim terpadu, sekaligus memberikan tindakan tegas bagi oknum-oknum yang secara sengaja melakukan spekulasi di pasaran,” jelasnya.
Sementara itu, Sekda Pemkab Wakatobi, Nadar melaporkan, dari hasil pemantauan harga yang dilakukan, saat ini untuk beras medium diharga Rp. 820.00/karung dan harga beras premium diharga Rp. 850.000/karung atau ukuran 50 kilogram. Ada juga indikasi penjualan eceran sebesar Rp. 21.000/kg karena pengambilan pedangan beras dari sesama pengecer.
“Dalam upaya pengendalian lonjakan harga komoditas strategis dan pengendalian inflasi secara umum, Pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Bulog, TNI dan Polri untuk melaksanakan sidak pasar dan operasi pasar murah, khusus beras sebanyak 76 Ton yang tersebar diseluruh kecamatan,” jelasnya.
Nadar menambahkan, untuk pantauan per 1 Maret 2024, dari hasil pemantauan dan pengecekan harga pasar, harga beras cenderung mengalami penurunan yaitu beras medium Rp. 16.250 kg dan harga beras premium Rp. 17.500/Kg dengan harga perkarungnya sebesar Rp. 850.000.(Wan)