HarianSultra.com, Kendari, Sultra – Sebanyak 90 guru di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) lolos seleksi tahap satu sebagai guru penggerak program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek).
Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Mendikbud Ristek Nomor : 1476/B.B2/GT.03.15/2021, 90 tenaga pendidik tersebut mulai dari guru tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD, Kamis (20/5) mengatakan, khusus untuk tingkat SMA, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Mendikbud Ristek tentang penetapan satuan pendidikan pelaksana program sekolah penggerak nomor :6555/C/HK.00/2021, terdapat sekitar 9 guru tingkat SMA.
Orang nomor satu di jajaran Dikbud Provinsi Sultra ini menjelaskan, adapun sembilan guru tersebut masing-masing berasal dari , SMAN 1 Lasalimu Buton, SMAN 1 Pakue Kolaka Utara, SMAN 4 Pasarwajo Buton, SMAN 1 Mawasangka Buton Tengah, SMAN 2 Lasalimu Buton.
Selanjutnya, SMAN 1 Batu Putih Kolaka Utara, SMAN 2 GU Buton Tengah, SMAN 1 GU Buton Tengah, dan SMAN 2 Mawasangka Tengah Buton Tengah.
“Secara nasional terdapat 382 tenaga pendidik yang lolos seleksi nasional sebagai guru penggerak. Adapun biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada daftar isian pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek,” terangnya.
Mantan Kepala Sekretariat Rektor di UHO ini melanjutkan, dalam mendukung Program Sekolah Penggerak Kemendikbud Ristek, Gubernur Sultra memberikan dana stimulan bagi sekolah-sekolah tingkat SMA yang mengikuti program dimaksud.
“Pemprov Sultra dibawah kepemimpinan H Ali Mazi SH bersama Wakilnya, Dr H Lukman Abunawas SH MSi terus memberikan perhatian penting terhadap dunia pendidikan, sebagai cikal bakal dalam penyediaan Sumber Daya Manusia andal pada masa mendatang.
Salah satu kepedulian terhadap dunia pendidikan, Pemprov Sultra memberikan dukungan positif dan menyambut baik terhadap Program Sekolah Penggerak (PSP) Tahun 2021 dari Kemendikbud Ristek RI, dengan menyiapkan dana sharing yang bersumber dari dana APBD,” ucap lulusan S3 The Australian National University Canberra ini.
Dia pun berharap, melalui PSP tersebut nantinya bisa menjadi penggerak bagi sekolah maupun lingkungan di sekitarnya, dalam rangka mewujudkan visi dan misi pendidikan di Indonesia.
“PSP ini bertujuan untuk bagaimana mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan kepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global,” jelasnya.
Dia juga menerangkan, sesuai arahan dari Kemendikbud Ristek RI bahwa program sekolah ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi), serta karakter yang akan diawali dengan SDM yang unggul yakni dari kepala sekolah dan guru.
“Jadi PSP ini merupakan upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia, dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila,” terangnya lagi.
Di Sultra, masih dia, semua sekolah berpotensi menjadi sekolah penggerak namun tidak bisa dilaksanakan secara mandiri, sebab harus dilakukan melalui pendaftaran dan seleksi dari tim pusat terlebih dahulu.
Selain itu, terdapat beberapa intervensi dari pusat seperti platform digital, pelatihan, dan pendampingan sangat spesifik sehingga belum bisa dilakukan secara mandiri.
Selain itu, dalam waktu tiga tahun, implementasi akan bergulir ke seluruh kabupaten kota. Jadi pelatihan dan pendampingan ini diberikan langsung dari Kemendibud selama tiga tahun. Adapun yang mendampingi sekolah yakni pelatih ahli dan komite pembalajar guru,” tambahnya.
Reporter: Marwan Toasa